Minggu, 11 September 2011

pedoman pts dan langka-langkah(smpn 14 siak dayun)


Penelitian Tindakan Sekolah - Document Transcript

  1. HAND URI A W YA T TU NI BAHAN BELAJAR MANDIRI Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Penelitian Tindakan Sekolah DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009
  2. KATA PENGANTAR Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS i
  3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN  __________________________________________________  1  _ A.   Latar Belakang ____________________________________________________ 1  B.   Standar Kompetensi  _______________________________________________ 2  1.  Dimensi Kompetensi Kepribadian  _______________________________________ 2  2.  Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial  ________________________________ 2  _ 3.  Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik  _________________________________ 3  4.  Kompetensi Evaluasi Pendidikan ________________________________________ 3  5.  Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan  ________________________ 4  6.  Dimensi Kompetensi Sosial  ____________________________________________ 4  C.   Deskripsi Bahan Belajar Mandiri  _____________________________________ 4  D.   Langkah‐Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri  ___________________ 6  E.   Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah ____________________________ 7  F.    Skenario Kegiatan Belajar Mandiri ____________________________________ 8  G.   Alokasi Waktu  ___________________________________________________ 11  KEGIATAN BELAJAR 1 _____________________________________________  12  HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH  ___________________________  12  _ A.  Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan  ____________________________ 12  1.  Arti Penelitian ______________________________________________________ 12  2.  Masalah Keilmuan  __________________________________________________ 13  3.  Masalah Penelitian yang Baik __________________________________________ 14  4.  Hubungan  Penelitian dengan Penelitian Tindakan _________________________ 14  B.  Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah ________________________________ 15  1.  Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah  ____________________________________ 15  2.  Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah _____________________________ 16  3.  Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS  _____________________________ 18  4.  Contoh  PTS  yang Terkait  dengan Tugas Pokok Pengawas  __________________ 20  KEGIATAN BELAJAR 2 _____________________________________________  23  PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS  ___________________________  23  A.    Menyusun Usulan PTS _____________________________________________ 23  1.  Usulan PTS  ________________________________________________________ 23  2.  Kerangka Isi Usulan PTS ______________________________________________ 24  3.  Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan  __________________________________ 25  a.  Isi  Subbab  Latar Belakang Masalah __________________________________ 26  Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS ii
  4. b.  Isi Subbab Rumusan Masalah _______________________________________ 26  c.  Isi  Subbab Tujuan dan Manfaat PTS __________________________________ 27  1.  Bab Tinjauan Pustaka ________________________________________________ 27  2.  Bab Metode Penelitian _______________________________________________ 28  Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS  ________________________ 31  Kegiatan Pengamatan  dalam Pelaksanaan PTS _____________________________ 32  Kegiatan Refleksi  _____________________________________________________ 34  B.  Laporan PTS _____________________________________________________ 34  C.  Latihan _________________________________________________________ 36  D.  Rangkuman dan Refleksi ___________________________________________ 37  1.  Rangkuman ________________________________________________________ 37  2. Refleksi  _____________________________________________________________ 38  E.  Daftar Pustaka ___________________________________________________ 39  Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS iii
  5. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial. Kondisi di lapangan saat ini tentu saja masih banyak pengawas sekolah/ madrasah yang belum menguasai keenam dimensi kompetensi tersebut dengan baik. Survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 6) menunjukkan bahwa para pengawas memiliki kelemahan dalam kompetensi supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan penelitian dan pengembangan. Sosialisasi dan pelatihan yang selama ini biasa dilaksanakan dipandang kurang memadai untuk menjangkau keseluruhan pengawas dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, karena terbatasnya waktu maka intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini. Berdasarkan kenyataan tersebut maka upaya untuk meningkatkan kompetensi pengawas harus dilakukan melalui berbagai strategi. Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menjangkau keseluruhan pengawas dengan waktu yang cukup singkat adalah memanfaatkan forum Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) sebagai wahana belajar bersama. Dalam suasana kesejawatan yang akrab, para pengawas dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman guna bersama-sama meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka. Forum tersebut akan berjalan efektif apabila terdapat panduan, bahan kajian serta target pencapaian. Dalam konteks inilah Bahan Belajar Mandiri Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 1
  6. (BBM) ini disusun. BBM ini dimaksudkan sebagai bahan kajian para pengawas dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka. B. Standar Kompetensi BBM ini disesuaikan dengan cakupan dimensi kompetensi pengawas yang termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat enam dimensi kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengawas. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut. 1. Dimensi Kompetensi Kepribadian Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal yang baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan. 2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melak- sanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 2
  7. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah. 3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. 4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dalam bidang pengembangan di TK/RA dan pembelajaran/bimbingan di sekolah/ma-drasah. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 3
  8. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/ madrasah. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala seko- lah/madrasah, kinerja guru, dan staf sekolah/madrasah. 5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah (PTS) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan. Menyusun pedoman/panduan dan/atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah/madrasah. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah/madrasah. 6. Dimensi Kompetensi Sosial Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. APTSf dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan C. Deskripsi Bahan Belajar Mandiri BBM bagi KKPS terdiri atas enam bagian, yaitu: 1. Dimensi Kompetensi Kepribadian dan Sosial 2. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 4
  9. 3. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik 4. Dimensi Kompetensi Evaluasi Pendidikan 5. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan 6. Dimensi Penelitian Tindakan Sekolah Bahan belajar nomor 1 sampai dengan 5 hakikatnya disesuaikan dengan dimensi standar kompetensi pengawas. Sedangkan bahan belajar nomor 6 merupakan pengkhususan dan pendalaman dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan. Hal ini penting untuk diprioritaskan mengingat bahwa peran pengawas sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan, akan sangat efektif apabila mereka menguasai metode action research. Dengan kemampuan ini diharapkan pengawas dapat mendorong pengembangan dan peningkatan mutu sekolah-sekolah yang dibinanya. Setiap bahan belajar di atas mencakup beberapa kegiatan belajar sebagai berikut: Kompetensi Kepribadian, meliputi kegiatan belajar: 1. Pengenalan, Pengembangan, dan Pemberdayaan Diri 2. Pengembangan Kreativitas dan Pengambilan Keputusan Kompetensi Sosial, meliputi kegiatan belajar: 1. Pengembangan Komunikasi Efektif Kemitraan, Pelayanan dan Tim yang Baik 2. Gaya Kerja dan Cara Penyelesaian Konflik Manakah Kompetensi Supervisi Manajerial, meliputi kegiatan belajar: 1. Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Supervisi Manajerial 2. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan Pengawasan Kompetensi Supervisi Akademik, meliputi kegiatan belajar: 1. Pelaksanaan Akademik di Sekolah 2. Membimbing Guru Menemukan Karakteristik Lingkungan Pembelajaran yang Berhasil Kompetensi Evaluasi Pendidikan, meliputi kegiatan belajar: 1. Penyusunan Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 5
  10. 2. Aspek-aspek Penilaian dalam Pembelajaran 3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru 4. Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran 5. Pemanfaatan Hasil Penilaian untuk Kepentingan Pendidikan dan Pembelajaran/Bimbingan Kompetensi Penelitian dan Pengembangan, memuat kegiatan belajar: 1. Perlunya Pengawas Manyusun Karya Tulis Ilmiah (PTS) 2. Jenis-Jenis PTS Pengembangan Profesi, dan Penyusunannya 3. Ketentuan dalam Penulisan Ilmiah Materi Penelitian Tindakan Sekolah, memuat kegiatan belajar: 1. Hakikat Penelitian Tindakan Sekolah 2. Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah D. Langkah-Langkah Mempelajari Bahan Belajar Mandiri Bahan belajar ini dirancang untuk dipelajari oleh para pengawas dalam forum KKPS. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. Secara umum aktivitasvitas individual meliputi: (1) membaca materi, (2) melakukan latihan/tugas/memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi, Apabila diperlukan, berdasarkan refleksi yang dibuat, dapat dilakukan tindak lanjut. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi, (2) sharing pengalaman dalam melakukan latihan/memecahkan kasus, (3) melakukan seminar/diskusi hasil latihan/tugas yang dilakukan, dan (4) bersama-sama melakukan refleksi dan tindak lanjut sepanjang diperlukan. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam skema di bawah ini. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 6
  11. Aktivitas Individu Aktivitas Kelompok Membaca Bahan Mediskusikan Belajar Bahan Belajar Melaksanakan Sharing Perma- Latihan/Tugas/ salahan dan Hasil Studi Kasus Pelaksanaan Latihan Membuat Membuat Rangkuman Rangkuman Melakukan Melakukan Refleksi, Refleksi, Membuat Action Membuat Action Plann, dan Plann, dan Tindak Lanjut Tindak Lanjut Gambar 1 Alur Kegiatan Belajar Individu dan Kelompok Dari skema di atas terlihat bahwa aktivitas kelompok selalu didahului oleh aktivitas individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi, memberikan pengayaan dan penguatan terhadap kegiatan yang telah dilakukan masing-masing individu. Dengan mengikuti langkah-langkah belajar di atas, diharapkan para pengawas yang tergabung dalam KKPS dapat secara individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensinya, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru yang dibinanya. E. Tujuan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah Bahan belajar ini dirancang untuk kelompok pengawas dalam meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan, khususnya Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 7
  12. dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu peran yang diharapkan dari seorang pengawas adalah sebagai agent of change bagi kemajuan sekolah. Untuk melaksanakan peran tersebut tentu saja pengawas harus memiliki kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian, sekaligus mengupayakan tindakan untuk memperbaiki keadaan. Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan dan mendalami bersama rekan-rekan dalam KKPS, serta mempratikkannya, pengawas diharapkan dapat: 1. Memahami Penelitian Tindakan Sekolah sebagai bagian dari penelitian ilmiah. 2. Memahami makna Penelitian Tindakan Sekolah, apa, mengapa dan bagaimana menyusun usulan, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitiannya. 3. Memahami berbagai bentuk pelaporan hasil PTS, besaran angka kreditnya serta persyaratannya. 4. Mampu menyusun usulan PTS dan melaksanakannya sebagai kegiatan pengembangan profesinya sebagai pengawas sekolah. 5. Mampu memberikan informasi yang benar dan memotivasi bagi para guru tentang topik Penelitian Tindakan Sekolah sebagai kegiatan pengembangan profesi guru. F. Skenario Kegiatan Belajar Mandiri Agar para pengawas dapat mempelajari bahan ini secara efektif, maka mereka diharapkan mengikuti skenario yang dirancang. Skenario kegiatan belajar dengan menggunakan materi ini, melibatkan aktivitas individual dan aktivitas kelompok. Aktivitas individual meliputi: 1. Membaca dan memahami materi; 2. Mengidentifikasi masalah-masalah kepengawasan yang dapat dilakukan penelitian tindakan. 3. Menyusun proposal Penelitian Tindakan Sekolah; 4. Melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 8
  13. 5. Menyusun Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 6. Melakukan refleksi. Aktivitas yang dilaksanakan secara kelompok adalah: 1. Mendiskusikan materi untuk memperoleh pemahaman bersama; 2. Bersama-sama mengeksplorasi permasalahan kepengawasan yang relevan untuk dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah. 3. Melakukan seminar proposal Penelitian Tindakan Sekolah dari masing- masing anggota. 4. Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah dan Solusinya. 5. Melakukan seminar hasil Penelitian Tindakan Sekolah. 6. Melakukan refleksi. Aktivitas individu dan kelompok tersebut disajikan dalam skema di halaman berikut. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 9
  14. SKENARIO KEGIATAN BELAJAR Aktivitas Individu Aktivitas Kelompok Membaca Mediskusikan Bahan Belajar Bahan Belajar 4 jam Menyusun  Seminar Proposal PTS  Proposal PTS 4 jam Sharing permasalahan Melaksanakan pelaksanaan PTS PTS 3 jam Menyusun Seminar Laporan Hasil PTS PTS 4 jam Melaku- Melaku- kan kan Refleksi Refleksi 1 jam MEMPERBAIKI/ MENINGKATKAN PRAKTIK SUPERVISI MANAJERIAL Gambar 1 Skenario Kegiatan Belajar Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 10
  15. G. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan belajar materi ini juga dipisahkan antara waktu belajar individual dan kelompok. Waktu belajar individual sifatnya fleksibel karena dilakukan di luar pertemuan KKPS, sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok diperkirakan sekitar 16 jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut: NO JENIS KEGIATAN ALOKASI WAKTU 1 Mendiskusikan materi untuk memperoleh 4 jam pemahaman bersama dan mengidentifikasi problem kepengawasan yang memerlukan Penelitian Tindakan Sekolah 2 Seminar Proposal Penelitian 4 jam 3 Sharing Problematika Pelaksanaan Penelitian 3 jam Tindakan Sekolah 4 Seminar Hasil Penelitian Tindakan Sekolah 4 jam 5 Melakukan refleksi 1 jam Jumlah 16 jam Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 11
  16. KEGIATAN BELAJAR 1: HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH Pada bagian pendahuluan telah diuraikan secara singkat pengertian Penelitian Tindakan Sekolah. Bagian ini akan menguraikan tentang apa, mengapa dan bagaimana Penelitian Tindakan Sekolah itu. Pertanyaaan yang hendak dija-wab adalah: 1. Bagaimana kedudukan Penelitian Tindakan Sekolah sebagai suatu kegiatan penelitian ilmiah? 2. Apakah inti dari Penelitian Tindakan Sekolah yang membedakannya dengan jenis penelitian lain? 3. Mengapa dan kapan Penelitian Tindakan Sekolah perlu dilakukan?, dan 4. Bagaimana melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah?. A. Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan 1. Arti Penelitian Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi. Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu : a. melakukan kajian terhadap permasalahan, b. melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, c. mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis, d. mengadakan uji hipotesis, dan e. menarik kesimpulan. Apapun jenis penelitiannya, kegiatan penelitian memiliki tahapan kerja sebagai berikut: (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) mengKaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria variabel dalam pengembangan/perancangan/pendeskripsian, (c) Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 12
  17. mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai instrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan mempublikasi hasil penelitiannya. Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang selalu ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk menghasilkan suatu produk guna pemecahan masalah praktis yang berada pada lingkup pengetahuan ilmiah. 2. Masalah Keilmuan Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila masalah tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang semestinya memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian (ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya. Meskipun diketahui bahwa masalah keilmuan cukup banyak terdapat di lingkungan kita, namun sering dirasakan betapa sulitnya mengidentifikasikan, memilih dan merumuskan masalah. Kesulitan pertama adalah, dari mana kita mendapatkan masalah untuk penelitian kita? Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah. Masalah- masalah keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan. Bacaan yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal, umumnya sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai masalah keilmuan yang menarik. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 13
  18. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah juga merupakan ladang masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan tersebut, acapkali terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari pengamatan akan timbul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui penelitian dapat dicari jawabannya. 3. Masalah Penelitian yang Baik Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak faktor. a. Kemanfaatan hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis. b. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu: (a) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis. c. Persyaratan dari segi si peneliti, yang pada prinsipnya sejauh mana kemampuan si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya. 4. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan Mengingat luasnya cakupan kerja, penelitian dikelompokan dan diberi “nama yang spesifik”. Misalnya, penelitian deskriprif dan penelitian eksperimental, dan ada pula yang dinamakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan ditandai adanya penerapan suatu tindakan pada suatu proses kegiatan tertentu. Tindakan yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 14
  19. diterapkan tersebut, merupakan tindakan yang “baru” yang diyakini lebih baik dalam meningkatkan mutu proses maupun hasil kerja dari tindakan “lama” yang telah biasa dilakukan. Sambil menerapkan (melakukan eksperimen) terhadap tindakan “barunya”, peneliti mengamati proses tindakan itu (yang dilakukan dengan secara teliti dengan mendiskripsikan proses kegiatan yang terjadi). Dengan demikian, ada pula yang menyatakan penelitian tindakan sebagai tindak lanjut dari penelitian eksperimen maupun penelitian deskriptif. Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam penelitian eksperimen peneliti ingin mengetahui akibat dari suatu perlakuan (treatment, tindakan, atau “sesuatu” yang dilakukan), maka pada penelitian tindakan, peneliti mencermati kajiannya pada proses dan akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasar hasil pencermatan itulah, kemudian dilakukan tindakan lanjutan yang merupakan perbaikan dari tindakan pertama (disebut sebagai siklus), untuk dapat memperoleh informasi yang mantap tentang dampak tindakan yang dibuatnya. B. Perlunya Penelitian Tindakan Sekolah Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS. 1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 15
  20. jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain : Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya. Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan. Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (acti-on) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan prak-tis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan kegiatan nyata di sekolah-sekolah, maka perlu memperhatikan etika, antara lain: a. Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah. b. Jangan terlalu banyak menyita waktu (dalam pengambilan data, dll.). c. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah. d. Dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll.). 2. Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 16
  21. PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Pelaksanaan Permasalahan Tindakan - I Tindakan - I SIKLUS - I Pengamatan/ Refleksi - I Pengumpulan Data - I Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan baru, hasil Tindakan - II Tindakan - II Refleksi SIKLUS - II Pengamatan/ Refleksi - II Refleksi - I Pengumpulan Data - II Bila Permasalahan Belum Dilanjutkan ke Terselesaikan Siklus Berikutnya Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah, dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam kasus ini bersama dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan siklus pertama, apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 17
  22. meyakinkan atau menguatkan hasil. Namun biasanya pada siklus kedua terdapat berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat dilanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. 3. Permasalahan yang Dapat Dikaji Melalui PTS Tita Lestari (2009) menyatakan, melihat luasnya kajian di bidang pendidikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian untuk pengembangan profesi pengawas sekolah, hendaknya difokuskan pada permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata oleh pengawas dalam praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau, menilai, membina sekolah dan melaksa-nakan tindak lanjut. Berikut, Tita memberikan beberapa contoh permasalahan yang dapat dikaji melalui PTS. 1) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak terkait. 3) Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. 4) Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 18
  23. 5) Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP. 6) Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran yang mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 7) Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 8) Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. 9) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dan siswa. 10) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa. 11) Bagaimana teknik menilai sekolah dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. 12) Bagaimana teknik membimbing, menyusun dan melaksanakan rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja tahunan. 13) Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. 14) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi diri untuk menyusun profil sekolah. 15) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah untuk melaksanakan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. 16) Bagaimana arahan terhadap sekolah dalam melaksanakan sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan. 17) Bagaimana upaya mendorong sekolah untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem pengelolaan pembelajaran. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 19
  24. 18) Bagaimana strategi melakukan evaluasi terhadap pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah-sekolah binaannya. 19) Bagaimana pendekatan atau strategi untuk mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 20) Bagaimana membimbing sekolah dalam menyusun pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB). 21) Bagaimana membimbing sekolah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. 22) Bagaimana upaya mendorong sekolah dalam menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, iptek, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan standar nasional pendidikan. 4. Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20), Tugas pokok pengawas sekolah/ madrasah mencakup enam dimensi utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring), membuat laporan (reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel berikut. Dimensi Tugas Sasaran Pengawas Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah 2. Kinerja guru 3. Kinerja staf sekolah 4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran 5. Pelaksanaan pembelajaran 6. Ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya 7. Manajemen sekolah, dll., Memberi NasIhat 1. Kepada guru, 2. Kepala sekolah Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 20
  25. Dimensi Tugas Sasaran Pengawas 3. Tim kerja sekolah dan staf, 4. Komite sekolah, dan 5. Orang tua siswa Memantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan, 2. Proses dan hasil belajar peserta didik, 3. Pelaksanaan ujian, 4. Rapat guru dan staf 5. Hubungan sekolah dengan masyarakat, 6. Data statistik kemajuan sekolah Membuat Laporan 1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota Perkembangan 2. Dinas Pendidikan Provinsi Kepengawasan 3. Depdiknas, 4. Publik 5. Sekolah Binaan Mengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material 2. Kegiatan antar sekolah 3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain. 4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah Memimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan. 2. Pengembangan sekolah. 3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial di Dinas Pendidikan. 4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di Kabupaten/Kota. 5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/ madrasah. 6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah. 7. Pengelolaan konflik, danBerpartisipasi dalam menangani pengaduan. Pada kegiatan pembinaan/supervisi, berikut disajikan contoh Penelitian Tindakan Sekolah yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah. Judul : Upaya peningkatan kemampuan pembelajaran tematik dengan menggu- nakan guru model pada guru kelas 1 dan 2 SD se gugus “Diponegoro”, Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. Suatu judul PTS, harus menuliskan (1) Masalah apa yang akan dipecahkan, (2) Melalui tindakan apa, dan (3) Siapa yang akan ditingkatkan. Pada contoh di atas, terlihat... 1) Masalah: kemampuan guru-guru dalam pembelajaran tematik. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 21
  26. 2) Tindakan yang dilakukan: Berdasar kajian awal diduga tindakan yang berupa guru model bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dapat menyelesaikan masalah. 3) Siapa yang akan ditingkatkan: guru-guru matematika kelas 1 dan 2 SD se gugus “Diponegoro”, Kecamatan X, Kabupaten Y, Tahun Z. Contoh lain tentang masalah dan tindakan yang dapat dilakukan melalui PTS dapat dilihat melalui tabel berikut: Tindakan yang akan Apa yang akan ditingkatkan.... dilakukan 1. Guru dalam menyusun RPP Melalui berbagai kegiatan pembelajaran/pelatihan/ 2. Guru dalam melaksanakan proses diskusi/dll. yang dapat pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan dilakukan bagi para guru, dalam waktu yang relatif Menerapkan berbagai macam metode terbatas pembajaran Lokakarya Menerapkan berbagai teknik evaluasi proses dan hasll pembelajaran Pelatihan 3. Guru dalam membuat, mengelola dan Diskusi Kelompok Kecil menggunakan media pendidikan dan pembelajaran Forum Diskusi 4. Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian Kerja kelompok untuk perbaikan mutu pendidikan dan lain-lain 5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian 6. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 22
  27. KEGIATAN BELAJAR 2 PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PTS A. Menyusun Usulan PTS 1. Usulan PTS Prinsip dalam menyusun usulan penelitian tindakan sekolah pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil kepengawasan di sekolah-sekolah binaannya. Ada tiga hal penting yang harus dijawab dalam PTS, yakni : 1. Siapa yang akan ditingkatkan? Sesuai dengan tugasnya, pengawas sekolah bertanggung jawab membina guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain yang ada pada sekolah-sekolah binaannya. 2. Apa yang akan ditingkatkan? Sebelum melakukan PTS, pengawas sekolah harus mengetahui dengan jelas, hal-hal apa yang akan ditingkatkan. Misalnya, kemampuan guru dalam menyusun RPP, kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan, kemampuan guru dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, dan lain-lain. Atau kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah, dalam mengkoordinasikan pelaksanaan program bimbingan konseling, dan lain-lain. 3. Melalui tindakan apa? Tindakan tersebut umumnya berupa penggunaan “tindakan kepengawasan” yang baru (bukan yang selama ini telah dilaksanakan) . Tindakan tersebut telah diyakini, akan mampu memberikan hasil yang lebih baik, dari apa yang telah biasa dilakukan saat ini. Misalnya melalui berbagai kegiatan pembelajaran/pelatihan/diskusi, dll, yang dapat dilakukan bagi para guru atau kepala sekolah, dalam waktu yang relatif terbatas, yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 23
  28. berupa lokakarya, pelatihan, diskusi kelompok kecil, forum diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain. Dengan demikian, JUDUL Penelitian Tindakan Sekolah paling tidak berisi informasi tentang: 1) Apa yang akan ditingkatkan? 2) Menggunakan tindakan apa? 3) Siapa yang akan ditingkatkan? Sebagai kelengkapan, umumnya dituliskan pula sub judul. Sub judul bertujuan untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di sekolah-sekolah mana, dan lain-lain. Berikut disajikan berbagai contoh judul Penelitian Tindakan Sekolah, yang kesemuanya menuliskan tiga hal yang penting di atas. Masalah yang Memer- Ttindakan yang akan Subyek yang lukan Peningkatan.. Dilakukan Pengawas.. menjadi Sasaran Kemampuan menyusun Workshop Guru Kelas I SD se 1 RPP Tematik Gugus .. Penerapan Inovasi 2 Pembelajaran Model Area Guru Model Guru TK... dan Rolling Kemampuan Menyusun 3 Pendampingan Kepala SD se gugus KTSP Kemampuan Guru Kelas V se 4 Melaksanakan Analisis Supervisi Kelas gugus... Hasil Belajar Kemampuan Pengelolaan Kegiatan Mikroteaching Guru Kelas 2 se 5 Kelas (Peer teaching) gugus.. Kemampuan Kepala SD se 6 Melaksanakan Supervisi Workshop gugus… Kelas 2. Kerangka Isi Usulan PTS Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum disebut sebagai usulan penelitian. Usulan penelitian merupakan langkah pertama dari kerja penelitian. Sedangkan Karya Tulis Ilmiah Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 24
  29. (KTI), yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan langkah terakhir. Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari : Judul Penelitian Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan, dan Kemanfaatan Hasil Penelitian (terutama potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan). Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur Penelitian. 3. Judul Penelitian dan Bab Pendahuluan Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya tertulis di dalam judul hádala: (1) apa yang mau ditingkatkan mutunya, (2) bagaimana tindakan yang akan dilakukan pengawas, dan (3) siapa yang akan ditingkatkan? Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat umum ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, di sekolah-sekolah mana dan lain-lain. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 25
  30. Bab Pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian dengan uraian sebagai berikut: a. Isi Subbab Latar Belakang Masalah Bab pendahuluan paling tidak terdiri dari sub bab yang menjelaskan alasan atau latar belakang PTS yang menjelaskan tentang: a) Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di kelasnya, di sekolahnya, maka tuliskan dengan jelas kondisi yang menjadikan terjadinya permasalahan tersebut. b) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya c) Jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Berikan alasan (argumentasi) secara cermat dan sistematis bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu. b. Isi Subbab Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui PTS. Sebagai contoh, jika judul PTSnya adalah: “Meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun RPP pembelajaran tematik melalui workshop …”. Maka rumusan masalahnya adalah “Apakah melalui workshop, kemampuan guru dalam menyususn RPP pembelajaran tematik akan dapat ditingkatkan? “ Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan diuji melalui pelaksanaan PTS, yang berupa tindakan nyata di kelas dalam menerapkan metode Student Teams Achievement Devision (STAD) pada pokok bahasan tertentu, dengan menggunakan kerangka tindakan yang tertentu pula. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 26
  31. c. Isi Subbab Tujuan dan Manfaat PTS Tujuan Penelitian: Penulisan tujuan PTS umumnya dimulai dengan kalimat “ PTS ini bertujuan untuk menguji manfaat......... (tindakan tertentu, tuliskan dengan jelas nama tindakan tersebut), guna meningkatkan ....(tuliskan dengan rinci apa yang akan ditingkakan), bagi guru/kepala sekolah di ..... (tuliskan subyek PTSnya) Sedangkan penulisan manfaat PTS umumnya dimulai dengan kalimat “PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ....... (tuliskan manfaat PTS bagi guru....manfaatnya bagi siswa, dan lain-lain) 1. Bab Tinjauan Pustaka Kembali diingatkan bahwa ciri khusus PTS adalah adanya tindakan. Tindakan tersebut berupa penerapan model/ strategi/cara mengajar yang ”baru” yang benar-benar dilakukan oleh pengawas pada kepala sekolah/guru yang dibinanya, dalam upayanya meningkatkan pengetahuan/keterampilan tertentu. Tindakan yang akan dilakukan merupakan tindakan yang baru, sebagai pengganti dari tindakan yang selama ini telah dilakukan. Pada bab Kerangka Teori, tuliskan berbagai teori (berdasar pada kajian kepustakaan) yang mendasari usulan rancangan PTS ini. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Sebagai contoh, akan dilakukan PTS yang menerapkan model workshop, Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan a) bagaimana teori workshop, bagaimana sejarahnya, bagaimanaya langkah-langkahnya, dan lain-lain, Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 27
  32. b) bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam peningkatan kompetensi guru/kepala sekolah, skenario pelaksanaan, dan sebagainya, c) bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai, dan d) bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada kemampuan guru/kepala sekolah terhadap hal yang akan dipecahkan. Kriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan dalam kajian teori, yakni: a) adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, dan b) kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan. Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun keterkaitan antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas, harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan dengan banyaknya buku yang tercantum pada daftar pustaka, tetapi pada kualitas pustaka yang digunakannya. 2. Bab Metode Penelitian Hal penting yang harus dimengerti: PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 28
  33. Perencanaan Pelaksanaan Permasalahan Tindakan - I Tindakan - I SIKLUS - I Pengamatan/ Refleksi - I Pengumpulan Data - I Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan baru, hasil Tindakan - II Tindakan - II Refleksi SIKLUS - II Pengamatan/ Refleksi - II Refleksi - I Pengumpulan Data - II Bila Permasalahan Belum Dilanjutkan ke Terselesaikan Siklus Berikutnya Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, pengawas menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 29
  34. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melan-jutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan pengawas belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Dengan demikian pada bab Rencana Pelaksanaan PTS, uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah. Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana contoh berikut ini. Siklus Perencanaan : • Merencanakan kegiatan/metode yang akan I diterapkan dalam supervisi Indentifikasi masa-lah dan • Menentukan kemampuan guru/kepala sekolah penetapan yang hendak ditingkatkan alternatif peme- • Mengembangkan skenario supervisi cahan masalah • Menyusun rancangan/langkah-langkah • Menyiapkan sumber belajar • Mengembangkan format evaluasi • Mengembangkan format observasi supervisi Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu pada Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 30
  35. skenario dan rancangan Pengamatan • Melakukan observasi dengan memakai format observasi • Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format rancangan Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. • Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, lkm, dll. • Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya • Evaluasi tindakan I Siklus Perencanaan • Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif II pemecahan masalah. • Pengembangan program tindakan II Tindakan • Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan • Pengumpulan data tindakan II Refleksi • Evaluasi Tindakan II • Siklus- siklus berikutnya • Kesimpulan, Saran, Rekomendasi Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan PTS a) PTS merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru/kepala sekolah dalam berbagai tindakan b) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. c) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 31
  36. Kegiatan Pengamatan dalam Pelaksanaan PTS Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS dilakukan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, si peneliti (pengawas, apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil supervisi yang dilaksanakan. Beberapa format yang harus ada dan dilampirkan sebagai bagian dari proses pengumpulan data, antara lain: 1) Lembar pengamatan supervisi 2) Lembar hasil kerja guru/kasek. 3) Lembar penilaian kinerja kelompok 4) Lembar informasi balikan peserta 5) Jurnal Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan guru/kepala sekolah/tenaga kependidikan, antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen yang umum dipakai adalah: (a) soal tes, (b) kuis, (c) rubrik, (d) lembar observasi, dan (e) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsyahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, misalnya teknik triangulasi atau cross check, membandingkan data yang Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 32
  37. diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTS tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTS yang dirancangkan. Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan PTS, sebagai berikut. Indikator Rincian (sub indikator) keberhasilan: keberhasilan PTS Guru mampu ……. 1 Semakin baiknya Merumuskan Indikator kompetensi capaian dengan RPP yang disusun tepat guru. Menentukan metode dengan tepat Menentukan sumber belajar dengan tepat Menentukan KBM dengan tepat Menentukan jenis evaluasi dengan tepat 2 Semakin efektifnya Komunikasi kepala sekolah dengan komite berjalan kepala sekolah lancar dalam menjalin Pengambilan keputusan dilakukan dengan suasana hubungan dan kebersamaan antara sekolah dengan komite memberdayakan komite sekolah Atas peran komite maka hubungan sekolah dengan orang tua murid tidak ada kendala Komite dan masyarakat mendukung sepenuhnya kemajuan sekolah 3 Semakin tertibnya Tiap sekolah binaan menyusun pedoman administrasi BOS operasional penggunaan BOS yang dilaksanakan Tiap sekolah binaan memiliki pedoman operasional sekolah. penggunaan BOS sesuai dengan aturan Semua guru dan komite sekolah mengetahui Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 33
  38. Indikator Rincian (sub indikator) keberhasilan: keberhasilan PTS Guru mampu ……. pedoman operasional penggunaan BOS Semua penggunaan BOS dilakukan sesuai pedoman Semua penggunaan BOS dilakukan secara transparan Administrasi penggunaan BOS benar-benar tertib dan akuntabel Dari rincian sub indikator di atas, dirancang format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Kegiatan Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993). B. Laporan PTS Umumnya karya tulis ilmiah hasil laporan PTS ini mempunyai kerangka isi sebagai berikut: 1. Bagian Awal yang terdiri dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan dan pernyataan dari KORWAS; (c) pernyataan dari perpustakaan yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya, (d) pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e) Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 34
  39. kata pengantar; (f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan. 2. Bagian Isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni: Bab I Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian. Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan (khususnya kajian teori yang berkaitan dengan macam tindakan yang akan dilakukan), proses tindakan, ketepatan atau kesesuainan tindakan dan lain-lain. Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi, serta hasil penelitian). Yang harus ada dan dikemukakan secara jelas dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh guru/kepala sekolah sebagai subyek, bukan hanya menjelaskan langkah pengawas (supervisor). Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan. Akhir dari bab ini adalah pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang plus minus tindakan serta kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model tindakan ini sebagai metode/model kepengawasan yang dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran yang maksimal Bab V Simpulan dan Saran-Saran. 3. Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) rancangan pelaksanaan PTS seperti: skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out, diktat, dan lain- Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 35
  40. lain, (b) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar pengamatan yang digunkan selama peneilitan tindakan dilakukan, misalnya lembar observasi, kuisioner, tes, dan lain-lain, (c) contoh-contoh asli (atau foto kopi) hasil kerja dari guru/kepala sekolah dalam pengisian/pengerjaan instrumen, (d) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, surat ijin dari kepala sekolah, dari pengawas sekolah, catatan harian, dan lain-lain. 4. Laporan yang Kurang Mememenuhi Syarat Alasan yang sering dijumpai dalam menolak laporan PTS adalah: a. Adanya KTI yang tidak wajar, misalnya KTI yang diajukan bukan karya sendiri, tetapi menyalin dari karya orang lain (yang umumnya berupa skripsi, tesis orang lain), ada juga KTI yang dibuatkan oleh orang/institusi lain. b. Tidak sedikit KTI yang mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dan membahas masalah yang terlalu luas serta tidak berkaitan dengan kegiatan pengembangan profesi yang bersangkutan sebagai guru atau pengawas sekolah. c. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa KTI ditolak karena tidak mengikuti kaidah keilmuan, seperti rumusan masalah tidak jelas, kerangka teori sangat menyimpang, metode penelitian yang salah, data yang tidak sesuai, dan kesimpulan yang tidak terkait dengan rumusan masalah. d. Ada pula KTI yang ditolak karena kurang konsisten antara tugasnya dengan apa yang ditulisnya. Sebagaimana dijelaskan di atas, laporan PTS yang memenuhi syarat, dan dapat diberikan angka kredit adalah bila memenuhi persyaratan APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten). C. Latihan 1. Identifikasilah permasalahan-permasalahan supervisi akademik dan mana-jerial pada sekolah-sekolah binaan Anda. Dari setiap permasalahan terse-but, pertimbangkan tindakan/metode apa yang efektif untuk Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 36
  41. mengatasinya. Tuliskan permasalahan dan tindakan tersebut dalam sebuah tabel! 2. Susunlah sebuah rancangan atau usulan PTS, dengan memilih salah satu permasalahan yang telah Anda identifikasi! 3. Mintalah masukan/tanggapan dari teman-teman pengawas, mengenai kelayakan dan ketepatan rancangan PTS tersebut. 4. Cobalah melaksanakan PTS sesuai dengan usulan yang Anda buat. 5. Diskusikan dengan rekan-rekan anda mengenai persoalan yang muncul selama pelaksanaan PTS. 6. Ulangilah penelitian Anda dalam siklus berikutnya berdasarkan masukan dari rekan-rekan Anda. 7. Setelah selesai melaksanakan PTS, dalam forum KKPS buatlah seminar hasil penelitian Anda serta beberapa rekan! D. Rangkuman dan Refleksi 1. Rangkuman Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu (a) melakukan kajian terhadap permasalahan, (b) melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, (c) mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis, (d) mengadakan uji hipotesis, dan (e) menarik kesimpulan. Suatu penelitian dikatakan layak apabila (a) bermanfaat, yaitu memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis, (b) memiliki landasan keilmuan, yaitu memungkinkan diajukan hipotesis dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis, dan (c) terjangkau oleh peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu, biaya, dsb. Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan- Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 37
  42. permasalahan praktis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari: (a) Judul Penelitian, (b) Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian, (c) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan, dan (d) Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur Penelitian. Kerangka laporan hasil PTS, umumnya berisi: (1) bagian awal, mencakup: halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dari perpustakaan, pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), dan abstrak atau ringkasan, (2) bagian isi, meliputi: Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran-Saran, serta (3) Bagian Penunjang, pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. 2. Refleksi a. Setelah Anda mempelajari materi ini, hal-hal baru apakah yang anda temukan? b. Setelah Anda mempelajari materi ini, dalam hal apakah Anda merasakan lebih memahami tentang PTS? Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 38
  43. c. Setelah Anda mencoba melaksanakan PTS, hal-hal apakah yang Anda temukan berkaitan dengan peningkatan kinerja Anda sebagai pengawas? d. Bila Anda merasa masih kurang mampu melakukan PTS, anda dapat menelaah lebih jauh kepustakaan di bawah ini atau mengundang narasumber. E. Daftar Pustaka ------, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya ------, Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. ------, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 Kemmis and McTaggart.1994. The Action Research Planner, Dekain University Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk. 1995. Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas Suhardjono, 2005, Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005 Suhardjono, 2009, Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku. Suharsimi, Arikunto, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Tita Lestari. 2009. Penyusunan Program, Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Pengawasan. Materi ToT Calon Pengawas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional. Penelitian Tindakan Sekolah‐KKPS 39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar